Langsung ke konten utama

Benar Benar Cinta Tanah Air

Tahun 1970 saya ke Singapura dan selama setahun tinggal di Hotel Grand Central di Kramat Road. Di depan hotel itu ada tanah kosong luas yang dibelah sungai dan sebuah taman di pinggir Orchad Road.

Suatu pagi saat hendak ke kantor, saya berjalan melewati perpustakaan kecil di lingkungan sekolah TK yang terletak di pojok taman. Sang ibu guru sedang mengajar dengan memberi contoh, bagaimana membuka dan menutup keran air. Misalnya, membuka keran tak perlu besar-besar, pakailah air seperlunya, dan setelah selesai segera tutup keran dengan baik. Diajarkan pula, mereka harus menghemat air, karena air harus dibeli dari luar negeri, yakni Malaysia, mengingat terbatasnya air di Singapura. Meski kami mengajarkan hal serupa kepada anak-anak di rumah, saya amat terkesan dengan pelajaran sederhana itu.

Di lain hari, sehabis hujan deras dan banjir melanda darah itu, karena sungainya meluap, air masuk sampai ke basement hotel sampai bibir lantai dasar. Sekali lagi, ada pemandangan menarik di TK tersebut. Anak-anak sedang diajarkan turut membantu membersihkan sekolah mereka, juga dengan menekankan penghematan air. Saat makan siang saya sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan seorang warga Singapura. “Itu cara kami mencintai tanah air, “ kata-katanya membuat saya terkesiap dan merenung.


Di kolam renang Senayan dan Halim, saya biasa menegur anak-anak yang sembarangan membuka keran air lalu meninggalkannya begitu saja. Umumnya, mereka yang memperhatikan teguran macam itu membalas dengan ucapan maaf atau terima kasih. Suatu kali saya sempat mengingatkan secara baik-baik seorang bapak yang membuka keran tanpa menutupnya kembali. Dengan muka cemberut dan mata melotot ia menutup keran itu dengan kasar.

Memang, mencintai tanah air tidak perlu dengan tindakan yang muluk-muluk. Perilaku sederhana yang peduli terhadap lingkunganpun bisa menjadi bukti cinta tanah air.

(Harsutedjo, Majalah Intisari Oktober 2001, hal. 177)

Komentar

Artikel Sering Dibaca

Sepuluh Bulan Tahun 2020

  Hari ini pertengahan bulan Oktober 2020.  Sudah sepuluh bulan tahun 2020 terlewati.  Banyak hal sudah dialami, banyak peristiwa sudah terjadi.  Mudah mudahan bisa menjadi bahan evaluasi diri, apa yang sudah kita capai dalam tahun 2020 ini.  Yang terpenting adalah, meningkatnya peran diri dalam sumbangsih kebaikan untuk kehidupan ini, sekecil apapun yang bisa diberikan, paling tidak tanamkan dalam hati, setiap hari saya harus lebih baik.  Pada suatu saat kelak, akan kita lihat, akibat dan manfaat yang sudah kita perbuat. Seharian ini banyak sekali aktifitas kerja yang dilakukan.  Hampir hampir tidak ada waktu luang untuk istirahat barang sejenak.  Karena selesai pekerjaan yang satu, menyusul pekerjaan yang lain.  Terima kasih kepada semua rekan dan tim kerja, yang telah bersama sama bergotong royong menyelesaikan kesibukan hari ini dengan baik.  Semangat terus, jangan bosan bosan untuk selalu rajin dan tekun dalam bekerja.  Sudah m...

Ini Perhitungan Biaya Pajak dan Denda STNK

Bagian Humas Mabes Polri kembali memberikan sosialisasi tentang permasalahan umum yang belum banyak dipahami masyarakat. Kompas Otomotif mendapat informasi yang diunggah di berbagai media sosial, kali ini membahas tentang Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan perhitungan pajak. Dari informasi tersebut, dijelaskan bahwa STNK adalah bukti registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai kelengkapan kendaraan bermotor ketika digunakan di jalan. Isinya, identitas pemilik, identitas kendaraan bermotor, nomor registrasi, dan masa berlaku termasuk pengesahan. Berikut istilah yang tercantum di STNK plus perhitungan pajaknya: BBN KB (Bea Balik Nama kendaraan bermotor). Besarnya 10% dari harga kendaraan (off the road) atau harga faktur untuk kendaraan baru, dan bekas (second) sebesar dua pertiga Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). PKB. Besarnya 1,5% dari nilai jual kendaraan dan bersifat menurun tiap tahun, karena penyusutan nilai jual. SWDKLLJ (Sumbangan wajib dana kecelakaan ...

Apa Cita-citamu ? (Catatan KN)

Hallo, jumpa lagi dengan saya temans. Bagaimana kabarmu hari ini ? Semoga temans semua dalam keadaan sehat wal afiat, selalu semangat untuk belajar menuntut ilmu. Temans, setiap orang tentu punya cita-cita bukan ? Mungkin temans juga memiliki cita-cita yang ingin dicapai ketika menjadi dewasa kelak. Cita-cita setiap orang berbeda-beda. Ada yang ingin menjadi guru, ingin menjadi pengusaha sukses, ada yang ingin menjadi musisi handal, menjadi koki yang terkenal dan mendunia, menjadi olahragawan yang berprestasi, dan banyak lagi cita-cita yang mungkin tidak bisa disebutkan semuanya. Cita-cita adalah harapan, keinginan, dan tujuan yang ingin dicapai di masa depan, saat kita memasuki tahapan hidup bermasyarakat. O iya temans, menurutku cita-cita membuat kita memiliki motivasi, semangat menjalani hari-hari untuk selalu tekun belajar dan berusaha menjadi pribadi yang sesuai dengan apa yang kita cita-citakan itu. Dengan adanya cita-cita, kita menjadi memiliki tujuan apa sebenarnya yang ingin k...

Tentang Sebuah Pilihan Dalam Hidup

Dalam kehidupannya manusia selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang membuatnya tidak bisa menghindar kecuali harus menentukan pilihannya. Sejak manusia diciptakan, mereka dipaksa atau terpaksa harus membuat pilihan. Adam dan Hawa harus menjadi penghuni dunia ketika pilihannya jatuh pada larangan Allah. Mereka lebih memilih memakan buah larangan Allah setelah terbujuk rayuan setan, inilah awal dari pilihan yang harus dibuat manusia pertama yang diciptakan Allah. Nabi Ibrahimpun mengalami pilihan yang sedemikian sulit (dilematis) ketika Allah memerintahkannya untuk mengorbankan anaknya. Semenjak inilah manusia selalu hidup dalam pilihan, sampai hanya urusan membeli susu untuk anaknya saja seorang ibu harus memilih. Membeli susu yang sesuai dengan usia anaknya, itupun harus kembali memilih karena susu yang sesuai dengan usia anaknya ternyata terdapat banyak merek. Ketika anak sudah besar, orang tua kembali harus memilih sekolah yang cocok untuk anaknya. Belum lagi dalam berpakaian, m...