Langsung ke konten utama

Beda Pembicaraan Penumpang dan Sopir Angkot

Sore hari kemarin, aku pergi ke mall terdekat naik angkot.  Seperti biasanya, aku mengacungkan jari telunjuk ketika sebuah angkot melintas.  Beruntung, angkot yang kunaiki dalam kondisi penumpang agak penuh, sehingga tidak harus ngetem selama beberapa lama.

Dalam perjalanan, beberapa penumpang saling mengobrol, membicarakan berbagai hal.  Obrolan mereka kadang diselingi dengan tertawa, membuat kita yang melihat jadi ikut tersenyum mendengarnya.

Memang, kebutuhan berkomunikasi itu menjadi kebutuhan dasar manusia.  Dimanapun dan kapanpun, bila berkumpul dengan sesamanya, manusia akan saling berbicara.  Manusia perlu berbicara dengan sesamanya, guna mendapatkan informasi, untuk menghibur diri, untuk memberikan pendapat, untuk berbagi keluhan dan lainnya.

Sesekali sopir angkot meneriakkan lokasi yang sudah ditempuh dalam perjalanan, memberitahu penumpang kalau ada yang turun di tempat lokasi yang disebutkan.  Dan secara otomatis, bila tidak ada yang turun, ada satu dua penumpang yang memberi jawaban, ” Kosong bang, terus aja. “

Dan setelah beberapa lama, sampailah angkot yang kunaiki di lokasi mall yang kutuju.  Biasanya secara refleks, beberapa meter sebelum sampai di lokasi, penumpang yang hendak turun mendahului si sopir angkot untuk berteriak, ” Bang, depan kiri ya.”  Dan ternyata benar, sebelum aku berteriak untuk berhenti, seorang penumpang mendahuluiku berteriak.  “Bang, mall depan kiri ya.”

Seketika itu juga sopir angkot mengurangi laju kendaraannya, dan berhenti tepat di dekat lokasi mall yang kutuju.  Dan semua penumpang yang ada di dalam angkot turun semua, termasuk aku. Ternyata semua penumpang mempunyai tujuan yang sama denganku.

Itulah bedanya pembicaraan antara penumpang dan sopir angkot.  Anda sudah tahu kan?

Komentar

Artikel Sering Dibaca

Apa Cita-citamu ? (Catatan KN)

Hallo, jumpa lagi dengan saya temans. Bagaimana kabarmu hari ini ? Semoga temans semua dalam keadaan sehat wal afiat, selalu semangat untuk belajar menuntut ilmu. Temans, setiap orang tentu punya cita-cita bukan ? Mungkin temans juga memiliki cita-cita yang ingin dicapai ketika menjadi dewasa kelak. Cita-cita setiap orang berbeda-beda. Ada yang ingin menjadi guru, ingin menjadi pengusaha sukses, ada yang ingin menjadi musisi handal, menjadi koki yang terkenal dan mendunia, menjadi olahragawan yang berprestasi, dan banyak lagi cita-cita yang mungkin tidak bisa disebutkan semuanya. Cita-cita adalah harapan, keinginan, dan tujuan yang ingin dicapai di masa depan, saat kita memasuki tahapan hidup bermasyarakat. O iya temans, menurutku cita-cita membuat kita memiliki motivasi, semangat menjalani hari-hari untuk selalu tekun belajar dan berusaha menjadi pribadi yang sesuai dengan apa yang kita cita-citakan itu. Dengan adanya cita-cita, kita menjadi memiliki tujuan apa sebenarnya yang ingin k

Nilai Sebuah Kehidupan

Dari kisah nyata tahun 2013 ....  Entah siapa yang memberitahunya alamat saya, ia tiba-tiba sudah berdiri di hadapan saya. Seorang sahabat lama yang sudah hampir sepuluh tahun tidak pernah bertemu, perawakannya tidak ada yang berubah mulai dari cara bersisirnya hingga cara berpakaiannya. Bahkan jika saya tidak salah ingat, pakaian yang dikenakannya saat itu adalah pakaian sehari-hari yang saya lihat sepuluh tahun yang lalu. Ia bersepatu, tetapi saya tak sanggup menatap lama-lama sepatunya itu, hanya karena khawatir ia tersinggung jika saya menatapnya lama. Sebuah tas gemblok lusuh menempel di punggungnya, selusuh celana panjang yang warna hitamnya sudah memudar. Sebut saja Mino, ia langsung membuka tangannya berharap saya memeluknya sama hangatnya seperti dulu setiap kali kami bertemu. Tentu saja saya menyambut haru tangan terbukanya itu, kami pun berpelukan hangat dan cukup lama. Aroma matahari cukup menyengat dari tubuhnya tak membuat saya ingin melepaskannya, semerbak kerinduan dian

Manfaat Membaca Buku untuk Kesehatan Otak

Budaya membaca, mengapa sih kita harus membaca ? Karena membaca merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi yang di tulis. Membaca perlu ditekankan kepada setiap individu sejak kecil. Karena, informasi yang paling mudah untuk kita peroleh adalah melalui bacaan, baik koran, majalah tabloid, buku-buku, dan lain-lain. Membaca mungkin kata yang sederhana namun sering kali susah untuk dilakukan oleh setiap orang. Membaca mungkin kegiatan yang mudah dilakukan namun sering kali susah untuk dijadikan kebiasaan. Banyak orang yang memaknai jika membaca adalah kegiatan yang membosankan dan hanya membuang-buang waktu saja. Apalagi di zaman sekarang ini dimana semua hal bisa divisualisasikan menjadi grafis sehingga mengurangi minat baca masyarakat. Kebiasaan membaca harus selalu dibiasakan mulai sejak dini. Ketrampilan membaca dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk memahami berbagai konsep dengan mudah. Hal ini mengembangkan ketrampilan berpikir kritis pada anak-anak. Memahami konsep dan

Kultwit Tentang Uang

Uang itu mempermudah urusan, namun karena uang pula urusan menjadi runyam. Memang benar istilah "bagaikan dua sisi mata uang". Uang hanyalah alat pembayaran, alat penukar dengan benda yang kita inginkan. Uang akan selalu berpindah dari tangan satu ke tangan yang lainnya. Uang baru bernilai jika bisa menolong orang yang tak berdaya secara ekonomi menjadi orang yang produktif. Karena uang orang bisa berubah pikiran, dari baik menjadi buruk atau dari buruk menjadi baik. Uang dicari, setelah itu di buang. Tak ada orang kaya karena uang, orang kaya karena ada yang menyebut dan mengakuinya bahwa dia kaya. Walaupun anda punya uang banyak, ia tidak akan memberi manfaat kalau belum dibelanjakan. Karena sifat uang itu memang harus dibelanjakan, barulah ia memberi arti. Kalau uang hanya dipegang dan digenggam saja, walaupun banyak, ia belum memiliki fungsi. Jadi, jangan banyak banyak menyimpan uang, banyaklah membelanjakan uang agar terasa fungsi dan manfaatnya. Uang bisa menjadi baik,